Tuhan Maha Pencipta
Tuhan ciptakan lautan
Untuk hidup aneka ikan
Juga hidup terumbu karang
Kini majulah zaman
Laut dirusak manusia
Ikan dibom seenaknya
Pohon bakau dibinasakannya
Bila laut pasang tiba
Banjir melanda
Entah kota maupun desa
Hati memelas derita nestapa
Maka,mari lestarikan lautan
Tuk ciptakan ketentraman
Berikanlah kemakmuran
Jaga ciptaan Tuhan
Melati
Tak pernah pudar keputihanmu
Harum semerbak menusuk kalbu
Kaulah tempat ku mengadu
Kala sedih datang membelenggu
Kau buat aku selalu rindu
Bak kupu- kupu menginginkan madu
Ku ingin selalu didekatmu
Membawa kesenangan tiap waktu
Melati, hatimu sangatlah suci
Membawa kedamaian abadi
Pembasuh luka dan benci dihati
Melati,kaulah teman sejati
Perang
Tiada henti darah mengalir
Membasahi bumi pertiwi
Berangsur- angsur tiada henti
Damai satu tumbuh lagi
Hati menangis tiada henti
Menyaksikan perang terjadi
Peluh darah menjadi bukti
Kekejaman para insani
Yang lupa diri
Menyesal tiada arti
Karena itu sudah terjadi
Hanya doa yang dapat ku beri
Dan kupanjatkan pada Ilahi
Agar perang tidak terjadi lagi
MASA SULITKU
Bumi tempat kakiku berpijak
Menapaki setiap detik perjalananku
Tuk mencapai segala asa
Di saat sebuah beban menerpa
Anginpun ikut berdesah murka
Menindas tubuh yang lemah ini
Tak berdaya menahan nista
Langkah hidupku yang terhenti
Tak mampu berdiri kembali
Tekad hidup yang selama ini kujalani
Hilang sudah ditelan sepi
Ingin rasanya kupergi
Dari dunia yang kelam ini
Membawa sejuta kenangan pahit
Hitam kelam yang teramat sakit
Namun... ku yakin Tuhan
Engkau tak meridhoi pilihanku
Kau tak setuju dengan jalanku
Kau masih memberiku peluang
Tuk menghapus segala ujian
Dengan cinta dan kasihmu Tuhan
Ku kan berdiri tegap
Menatap sejuta bintang
Tuk mengisi kembali waktu yang terbuang
DERITA HATI
Saat laknat manggerogoti hati
Ketika cinta telah lenyap
Akankah ku terima kenyataan pahit
Yang tak pernah hinggap dalam angan
Ukiran kisah terkikis sudah
Bersama mimpi di masa lalu
Pedihnya rasa in gin meledah
Membuat hati semakin pilu
Cinta...
Berat kata ini terucap
Risih telinga mendengar
Tapi hati tak bisa di pungkiri
Ketika cinta mulai berlabuh
Saat hati mulai bersemi
Pisau derita merajam semua
Hingga hanya menyisakan luka
Luka yang sulit terobati
Perih yang selalu menghantui
Laknat isyarat benci
Mungkin inilah derta hati
CINTA
Cinta.....
Satu kata tapi bermakna
Ribuan cermin hati menjelma
Bagai bunga indah mempesona
Tumbuh benih dalam hati
Merasuk ke dalam raga
Seindah inta dan permata
Melebur segala asa
RANGKAIAN CITA
Dalam sebuah penantian
Terdapat harapan yang mencuat
Di relung kebatinan
TUK mencapai segala asa
Rangkaian cita
Terpupuk ke dalam jiwa
Mengobarkan semangat prasaja
Menginspirasi pencapaian cita
Cita yang tak hanya dalam kata
Cita butuh pengorbana
Pengorbanan yang tak seberapa
Pengorbanan jiwa dan raga
Dan keiklasan tuk menyebut nama-Nya
ARTI KEMERDEKAAN
Kawan, tahukah kau arti kemerdekaan yang sesungguhnya?
Mengertikah kau arti bhineka tunggal ika?
Kemerdekaan bukan hanya bebas dari penjajahan
Bhineka tunggal ika bukan hanya perbedaan pendapat
Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kebebasan
Tanpa pandang kaya dan miskin
Kemerdekaan adalah hak
Hak setiap warga dan negara
Bangsa kita belum merdeka kawan
Bangsa kita belum bebas
Masih banyak kejahatan
Masih ada mara bahaya dan rintangan
Terorisme dan perang masih mengancam
Busung lapar dan kemiskinan masih melanda
Bencana alam masih mengguncang
Kebodohan semakin bertambah
Mari kawan
Wujudkankemerdekaan yang sesungguhnya
Dengan jiwa nasionalisme dan patriotisme
Kita wujudkan mimpi dan cita-cita bangsa
Kita perangi perbedaan dan permusuhan
Tuk menuju Indonesia yang merdeka
BENDERA
Para pahlawan pendekar bangsa
Dengan gagah dan ksatria
Melawan penjajah jepang dan belanda
Untuk mengibarkan sang saka
Hari ini...
64 tahun sudah kau berkibar
Di atas tiang bendera
Dengan gagah dan perkasa
Berkibarlah benderaku
Di tanah Indonesia
Negara yang kaya dan tercinta
Karya :Iza Shafera H
SMP 1 Takeran
Ku Ingin Selalu Berkarya
Tangan ini masih mampu
Menulis kata-kata indah
Berbentuk goresan tinta pada pena
Lambang curahan makna dan jiwa
Ku tulis satu per satu
Ku tekuni syair-syair itu
Demi masa depanku
Demi cita dan impianku
Meski sajakku tak berbaju
Takkan putus semangat dan harapan
Yang tersimpan dalam kalbu
Pada sumpah dan langkahku
Tak kusiakan kesempatan
Untuk selalu berkarya
Selagi aku masih mampu
Karya : Iza Shafera H
SMP 1 Takeran
SAJAK UNTUK GURU
Angin bagai penyejuk kalbu
Mengisi ilmu agar tak membeku
Memberi kedamaian di dalam jiwa
Lewat nada penuh keiklasan
Dengan pengabdian tiada batas
Kau tebarkan ilmu yang kau punya
Sebagai tanda kasih dan cinta
Demi masa depan putra bangsa
Peluh darah menjadi bukti
Pengorbanan jiwa sejati
Lantunan kata penuh makna
Kau tanam pada setiap raga
Tak pernah sekalipun kau sesalkan
Ilmu dan waktu yang terbuang
Bagimu kami adalah titipan
Yang perlu sebuah bimbingan
Karya : Iza Shafera H
SEHATI
Disaat duka bersemayam di jiwamu
Kurasakan apa yang kau rasa
Kesedihanmu, kepedihanmu, kehancuran jiwamu
Kutahu semua itu
Walau tak ada kata yang terucap
Atau air mata menggenang jatuh
Tapi kutahu teman
Dibalik senyummu terpancar luka yang dalam
Teman,
Jangan kau bohongi aku
Dengan senyum manis di wajahmu
Dengan kata- kata indah ucapanmu
Teman,
Kebahagianmu adalah kebahagianku
Kesedihanmu adalah goresan duka bagiku
Kepedihan hatimu adalah luka bagiku
Kehancuran dirima adalah kehancuranku
Karna, kita satu hati teman
Kita satu jiwa
Tawa dan candamu adalah sinar bagiku
Dan lukamu adalah darah di jiwaku
DOA TENGAH MALAM
Disaat malam telah kelam
Kutadahkan tangan mohon ampunan
Sujud syukur kupanjatkan
Akan kehadiranmu Tuhan smesta alam
NamaMu tlah terpatri di jiwaku
KeagunganMu tersirat di setiap detak nadiku
KehadiranMu ada di setiap langkahku
KesucianMu cahaya terbesar bagi hidupku
Dalam kegetiran hatiku
Engkau datang bagai teman
Tempa diriku bersandar, bergelanyut, bergantung
Meratapi hidup dalam lingkaran dosa
Ya Allah
Tunjukkan aku jalan keridhoanMu
dari himpitan kebosanan hidupku
Dari dosa yang kian menerpaku
Dari kerapuhan jiwa tanpa iman
Tuhan,
Kurindu akan diri- Mu
Kuhaus akan lantunan ayat suci-Mu
Jika aku bisa menembus langit
Akan kucari cahaya magfirahMu
Sebagai tuntunan tuk berjumpa denganMu
Dari hidup yang hanya punya tekad
Karya : Iza Shafera H
SMP 1 Takeran
Bumi Yang Dulu
Mengapa angin tak bertiup lembut?
Menyeruakkan hati yang mulai resah
Menggetarkan jiwa dikala bimbang
Kala lantunan gema adzan berkumandang
Langit kini kian redup
Seperti iman umat yang mulai rapuh
Di saat lantunan ayat suci urung terdengar
sajak- sajak maksiat kian membahana
Kini alam mulai bosan
Menyimpan dosa kelalaian insan
Tak ada kata sesal bagi mereka
Yang takut akan diri-Nya
Mereka lalai, mereka ingkar
Belenggu dosa telah menjeratnya
Kemaksiatan telah membutakan mata hatinya
Aku rindu bumi yang dulu
Bumi yang indah, damai,ramah
Tanpa angkara dan tanpa murka
Karya : Iza Shafera H
SMP 1 Takeran
BETA
Sudah salah diri beta
Cari harta tanpa ragu
Sudah keliru jalan beta
Korupsi uang di tanah ibu
Dulu negara tak tahu
Akan manisnya gerak tipu
Dulu pakar keadilan tak curiga
Adanya musuh berselimut sutra
Kini semuanya nyata
Nistaku telah terungkap
Jeruji besi menunggu disana
Mengurung diriku hilang lenyap
SYAIR ANGIN
Tiupan angin lembut kesepian
Mungkin dialah teman terbenam
Merajut benang- benang putih
Berlapis cahaya penerang kegelapan
Didekatnya, mata hatiku tumpah
Mulutku terkatup tapi bersuara
Melantunkan nada bisu
Meminta sutera cahaya sang angin
Tuk meniti kembali jembatan patah
LAGU BISU
Suaranya tak mampu terdengar
Mengantarkan nada bisu
Dalam ayunan keadilan
Guratan- guratan nada
Kuukir sampai ke hati
Lagunya bising, lagunya sumbang
Harmoni- harmoni kutukan
Tak sampai terdengar diri
Hanya tersimpan dalam angan
Menaruh kebencian yang dalam
Dalam lagu bisu
Hati ini geram
Buas taringnya tapi tersembunyi
Takut akan kekuasaan sang penerkam
HITAMKU
Hina nista meradang asa
Dipeluk malam telah gulita
Gelisah hati menyandung bala
Terseret aku ke hitam dunia
Mati rasa takut beta
Dilindas waktu bertahun lamanya
Menyeret dosa menelan murka
Berkantung tingkat derajat saja
Rindu dia tiada juga
Benak ini sudah
Bertopeng tirai merebut segala
Hingga lupa akan diri-Nya
Terlena aku dibuai harta
Menutup malu bertemu Dia
Sesalku akankah diterima
Tuk kembali ke pangkuan-Nya
SALAH SIAPA
Apa yang terjadi disekitar kini ?
Anak pintar tak bisa sekolah
Menjadi kuli manusia berduit
Tersandung beban hidup berat
Siap menerjangnya hingga liang lahat
Ijasah kini hanya buatan
Tiada asli hanya khayalan
Uang maju cepat segera
Semua terkendali, aman terjaga
Sulit untuk ditafsirkan
Hidup ini tinggal drama
Permainan penuh sandiwara
Lebih mudah lari ke setan saja
Ini semua salah siapa ?
Bil hukum sudah dibuat
Manusianya sembunyi berkhianat
Selayang hiang secepat kilat
Ajaib bukan ?
Semua buta, semua tak bisa terbaca
Kita sudah terlena
Iman kita teganti nafsu belaka
Kita luput dalam lingkaran semu
Yang buram tak terlihat
Kita hanyut dalam tirai kelabu
Tak punya pegangan dalam penjara nafsu
Iza Shafera H
Kelas VIII A
SMP 1 Takeran
Penantianku
Tak henti firman-Mu kuucap
Bersama sujud adzan penantian
Hingga habis air mata ini
Mengharap ridho Yang Maha Suci
Aku berserah mengharap rindu
Pada-Mu Tuhan hanya satu
Jadikan aku kekasih hatimu
Tanpa ragu tanpa keliru
Penantian ini tiada henti
Sengsarakan diri hingga pasrah
Laku ini tetap mengarah
Rinduku Tuhan slalu tercurah
NARKOBA
Dia datang tak bertuan
Tak punya malu
Tak punya kawan
Hidupnya tersembunyi
Hidupnya jauh dari insan taat
Yang patuh akan perintah- Nya
Ia kawan bagi penjahat
Ia kawan bagi pemakai
Ia pintu dari kehancuran
Dirinya selalu mencari mangsa
Berbekal impian- impian kabur
Yang tak akan jadi nyata
Mampu bermain sandiwara
Tuk merayu manusia ingkar
Dalam jeratan nistanya
Manusia akan mati
Tak bisa lari, tak bisa sembunyi
Hidup dalam jeratan tangis
MELATI
Tumbuh kemilau menyibak hati
Bertabur warna putih berseri
Subur suci indah laksmi
Di pangkuan ibu pertiwi
Hidupnya mengarang menerjang
Tegar gagah maju ke depan
Semangatnya membara terbakar api
Titipan kemenangan pejuang negri
SMP 1 Takeran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar