Selasa, 31 Maret 2009

Puisi

Lautan
Tuhan Maha Pencipta
Tuhan ciptakan lautan
Untuk hidup aneka ikan
Juga hidup terumbu karang

Kini majulah zaman
Laut dirusak manusia
Ikan dibom seenaknya
Pohon bakau dibinasakannya

Bila laut pasang tiba
Banjir melanda
Entah kota maupun desa
Hati memelas derita nestapa

Maka,mari lestarikan lautan
Tuk ciptakan ketentraman
Berikanlah kemakmuran
Jaga ciptaan Tuhan

Melati

Tak pernah pudar keputihanmu
Harum semerbak menusuk kalbu
Kaulah tempat ku mengadu
Kala sedih datang membelenggu

Kau buat aku selalu rindu
Bak kupu- kupu menginginkan madu
Ku ingin selalu didekatmu
Membawa kesenangan tiap waktu

Melati, hatimu sangatlah suci
Membawa kedamaian abadi
Pembasuh luka dan benci dihati
Melati,kaulah teman sejati


Perang

Tiada henti darah mengalir
Membasahi bumi pertiwi
Berangsur- angsur tiada henti
Damai satu tumbuh lagi

Hati menangis tiada henti
Menyaksikan perang terjadi
Peluh darah menjadi bukti
Kekejaman para insani
Yang lupa diri

Menyesal tiada arti
Karena itu sudah terjadi
Hanya doa yang dapat ku beri
Dan kupanjatkan pada Ilahi
Agar perang tidak terjadi lagi

MASA SULITKU

Bumi tempat kakiku berpijak

Menapaki setiap detik perjalananku

Tuk mencapai segala asa


Di saat sebuah beban menerpa

Anginpun ikut berdesah murka

Menindas tubuh yang lemah ini

Tak berdaya menahan nista


Langkah hidupku yang terhenti

Tak mampu berdiri kembali

Tekad hidup yang selama ini kujalani

Hilang sudah ditelan sepi


Ingin rasanya kupergi

Dari dunia yang kelam ini

Membawa sejuta kenangan pahit

Hitam kelam yang teramat sakit


Namun... ku yakin Tuhan

Engkau tak meridhoi pilihanku

Kau tak setuju dengan jalanku


Kau masih memberiku peluang

Tuk menghapus segala ujian

Dengan cinta dan kasihmu Tuhan

Ku kan berdiri tegap

Menatap sejuta bintang

Tuk mengisi kembali waktu yang terbuang


DERITA HATI


Saat laknat manggerogoti hati

Ketika cinta telah lenyap

Akankah ku terima kenyataan pahit

Yang tak pernah hinggap dalam angan 


Ukiran kisah terkikis sudah

Bersama mimpi di masa lalu

Pedihnya rasa in gin meledah

Membuat hati semakin pilu


Cinta... 

Berat kata ini terucap

Risih telinga mendengar

Tapi hati tak bisa di pungkiri


Ketika cinta mulai berlabuh

Saat hati mulai bersemi

Pisau derita merajam semua

Hingga hanya menyisakan luka


Luka yang sulit terobati

Perih yang selalu menghantui

Laknat isyarat benci

Mungkin inilah derta hati


CINTA


Cinta.....

Satu kata tapi bermakna

Ribuan cermin hati menjelma

Bagai bunga indah mempesona


Tumbuh benih dalam hati

Merasuk ke dalam raga

Seindah inta dan permata

Melebur segala asa



RANGKAIAN CITA


Dalam sebuah penantian

Terdapat harapan yang mencuat

Di relung kebatinan

TUK mencapai segala asa


Rangkaian cita

Terpupuk ke dalam jiwa

Mengobarkan semangat prasaja

Menginspirasi pencapaian cita

Cita yang tak hanya dalam kata


Cita butuh pengorbana

Pengorbanan yang tak seberapa

Pengorbanan jiwa dan raga

Dan keiklasan tuk menyebut nama-Nya


ARTI KEMERDEKAAN


Kawan, tahukah kau arti kemerdekaan yang sesungguhnya?

Mengertikah kau arti bhineka tunggal ika?

Kemerdekaan bukan hanya bebas dari penjajahan

Bhineka tunggal ika bukan hanya perbedaan pendapat


Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kebebasan

Tanpa pandang kaya dan miskin

Kemerdekaan adalah hak

Hak setiap warga dan negara


Bangsa kita belum merdeka kawan

Bangsa kita belum bebas

Masih banyak kejahatan

Masih ada mara bahaya dan rintangan


Terorisme dan perang masih mengancam

Busung lapar dan kemiskinan masih melanda

Bencana alam masih mengguncang

Kebodohan semakin bertambah


Mari kawan

Wujudkankemerdekaan yang sesungguhnya

Dengan jiwa nasionalisme dan patriotisme

Kita wujudkan mimpi dan cita-cita bangsa

Kita perangi perbedaan dan permusuhan

Tuk menuju Indonesia yang merdeka


BENDERA

Para pahlawan pendekar bangsa

Dengan gagah dan ksatria

Melawan penjajah jepang dan belanda

Untuk mengibarkan sang saka


Hari ini...

64 tahun sudah kau berkibar

Di atas tiang bendera

Dengan gagah dan perkasa


Berkibarlah benderaku

Di tanah Indonesia

Negara yang kaya dan tercinta





Karya :Iza Shafera H
SMP 1 Takeran



Ku Ingin Selalu Berkarya

Tangan ini masih mampu
Menulis kata-kata indah
Berbentuk goresan tinta pada pena
Lambang curahan makna dan jiwa

Ku tulis satu per satu
Ku tekuni syair-syair itu
Demi masa depanku
Demi cita dan impianku

Meski sajakku tak berbaju
Takkan putus semangat dan harapan
Yang tersimpan dalam kalbu

Pada sumpah dan langkahku
Tak kusiakan kesempatan
Untuk selalu berkarya
Selagi aku masih mampu

Karya : Iza Shafera H

SMP 1 Takeran


SAJAK UNTUK GURU

Angin bagai penyejuk kalbu

Mengisi ilmu agar tak membeku

Memberi kedamaian di dalam jiwa

Lewat nada penuh keiklasan


Dengan pengabdian tiada batas

Kau tebarkan ilmu yang kau punya

Sebagai tanda kasih dan cinta

Demi masa depan putra bangsa


Peluh darah menjadi bukti

Pengorbanan jiwa sejati

Lantunan kata penuh makna

Kau tanam pada setiap raga


Tak pernah sekalipun kau sesalkan

Ilmu dan waktu yang terbuang

Bagimu kami adalah titipan

Yang perlu sebuah bimbingan

Karya : Iza Shafera H


SEHATI


Disaat duka bersemayam di jiwamu

Kurasakan apa yang kau rasa

Kesedihanmu, kepedihanmu, kehancuran jiwamu

Kutahu semua itu


Walau tak ada kata yang terucap

Atau air mata menggenang jatuh

Tapi kutahu teman

Dibalik senyummu terpancar luka yang dalam


Teman, 

Jangan kau bohongi aku

Dengan senyum manis di wajahmu

Dengan kata- kata indah ucapanmu


Teman, 

Kebahagianmu adalah kebahagianku

Kesedihanmu adalah goresan duka bagiku

Kepedihan hatimu adalah luka bagiku

Kehancuran dirima adalah kehancuranku


Karna, kita satu hati teman

Kita satu jiwa

Tawa dan candamu adalah sinar bagiku

Dan lukamu adalah darah di jiwaku


DOA TENGAH MALAM

Disaat malam telah kelam

Kutadahkan tangan mohon ampunan

Sujud syukur kupanjatkan

Akan kehadiranmu Tuhan smesta alam


NamaMu tlah terpatri di jiwaku

KeagunganMu tersirat di setiap detak nadiku

KehadiranMu ada di setiap langkahku

KesucianMu cahaya terbesar bagi hidupku


Dalam kegetiran hatiku

Engkau datang bagai teman

Tempa diriku bersandar, bergelanyut, bergantung

Meratapi hidup dalam lingkaran dosa


Ya Allah

Tunjukkan aku jalan keridhoanMu

dari himpitan kebosanan hidupku

Dari dosa yang kian menerpaku

Dari kerapuhan jiwa tanpa iman


Tuhan, 

Kurindu akan diri- Mu

Kuhaus akan lantunan ayat suci-Mu


Jika aku bisa menembus langit

Akan kucari cahaya magfirahMu

Sebagai tuntunan tuk berjumpa denganMu

Dari hidup yang hanya punya tekad


Karya : Iza Shafera H

SMP 1 Takeran


Bumi Yang Dulu


Mengapa angin tak bertiup lembut?

Menyeruakkan hati yang mulai resah

Menggetarkan jiwa dikala bimbang

Kala lantunan gema adzan berkumandang


Langit kini kian redup

Seperti iman umat yang mulai rapuh

Di saat lantunan ayat suci urung terdengar

sajak- sajak maksiat kian membahana


Kini alam mulai bosan

Menyimpan dosa kelalaian insan

Tak ada kata sesal  bagi mereka

Yang takut akan diri-Nya


Mereka lalai, mereka ingkar

Belenggu dosa telah menjeratnya

Kemaksiatan telah membutakan mata hatinya


Aku rindu bumi yang dulu

Bumi yang indah, damai,ramah

Tanpa angkara dan tanpa murka


Karya : Iza Shafera H

SMP 1 Takeran


 

BETA

 

Sudah salah diri beta

Cari harta tanpa ragu

Sudah keliru jalan beta

Korupsi uang di tanah ibu

 

Dulu negara tak tahu

Akan manisnya gerak tipu

Dulu pakar keadilan tak curiga

Adanya musuh berselimut sutra

 

Kini semuanya nyata

Nistaku telah terungkap

Jeruji besi menunggu disana

Mengurung diriku hilang lenyap

 

 

 

SYAIR ANGIN

 

Tiupan angin lembut kesepian

Mungkin dialah teman terbenam

Merajut benang- benang putih

Berlapis cahaya penerang kegelapan

 

Didekatnya, mata hatiku tumpah

Mulutku terkatup tapi bersuara

Melantunkan nada bisu

Meminta sutera cahaya sang angin

Tuk meniti kembali jembatan patah

 

LAGU BISU

 

Suaranya tak mampu terdengar

Mengantarkan nada bisu

Dalam ayunan keadilan

 

Guratan- guratan nada

Kuukir sampai ke hati

Lagunya bising, lagunya sumbang

 

Harmoni- harmoni kutukan

Tak sampai terdengar diri

Hanya tersimpan dalam angan

Menaruh kebencian yang dalam

Dalam lagu bisu

Hati ini geram

Buas taringnya tapi tersembunyi

Takut akan kekuasaan sang penerkam

 

 

HITAMKU

 

Hina nista meradang asa

Dipeluk malam telah gulita

Gelisah hati menyandung bala

Terseret aku ke hitam dunia

 

Mati rasa takut beta

Dilindas waktu bertahun lamanya

Menyeret dosa menelan murka

Berkantung tingkat derajat saja

 

Rindu dia tiada juga

Benak ini sudah

Bertopeng tirai merebut segala

Hingga lupa akan diri-Nya

 

Terlena aku dibuai harta

Menutup malu bertemu Dia

Sesalku akankah diterima

Tuk kembali ke pangkuan-Nya

 

SALAH SIAPA

 

Apa yang terjadi disekitar kini ?

Anak pintar tak bisa sekolah

Menjadi kuli manusia berduit

Tersandung beban hidup berat

Siap menerjangnya hingga liang lahat

 

Ijasah kini hanya buatan

Tiada asli hanya khayalan

Uang maju cepat segera

Semua terkendali, aman terjaga

 

Sulit untuk ditafsirkan

Hidup ini tinggal drama

Permainan penuh sandiwara

Lebih mudah lari ke setan saja

 

Ini semua salah siapa ?

Bil hukum sudah dibuat

Manusianya sembunyi berkhianat

Selayang hiang secepat kilat

Ajaib bukan ?

 

Semua buta, semua tak bisa terbaca

Kita sudah terlena

Iman kita teganti nafsu belaka

 

Kita luput dalam lingkaran semu

Yang buram tak terlihat

Kita hanyut dalam tirai kelabu

Tak punya pegangan dalam penjara nafsu

 

Iza Shafera H

Kelas VIII A

SMP 1 Takeran

 

 

Penantianku

 

Tak henti firman-Mu kuucap

Bersama sujud adzan penantian

Hingga habis air mata ini

Mengharap ridho Yang Maha Suci

 

Aku berserah mengharap rindu

Pada-Mu Tuhan hanya satu

Jadikan aku kekasih hatimu

Tanpa ragu tanpa keliru

 

Penantian ini tiada henti

Sengsarakan diri hingga pasrah

Laku ini tetap mengarah

Rinduku Tuhan slalu tercurah


NARKOBA

 

Dia datang tak bertuan

Tak punya malu

Tak punya kawan

 

Hidupnya tersembunyi

Hidupnya jauh dari insan taat

Yang patuh akan perintah- Nya

 

Ia kawan bagi penjahat

Ia kawan bagi pemakai

Ia pintu dari kehancuran

 

Dirinya selalu mencari mangsa

Berbekal impian- impian kabur

Yang tak akan jadi nyata

Mampu bermain sandiwara

Tuk merayu manusia ingkar

 

Dalam jeratan nistanya

Manusia akan mati

Tak bisa lari, tak bisa sembunyi

Hidup dalam jeratan tangis

 

MELATI

Tumbuh kemilau menyibak hati

Bertabur warna putih berseri

Subur suci indah laksmi

Di pangkuan ibu pertiwi

 

Hidupnya mengarang menerjang

Tegar gagah maju ke depan

Semangatnya membara terbakar api

Titipan kemenangan pejuang negri

 

 

Karya : Iza Shafera H

SMP 1 Takeran

 

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar